SELAMAT DATANG DI EMBUNG KEMUGE

selamat datang di embung kemuge

Jumat, 15 Oktober 2010

Anton Agapa : Bupati Dogiyai Harus Orang Setempat, Entah Muda, Entah Tua


Print E-mail
Written by Mr Suroso   
Wednesday, 06 October 2010 02:06
NABIRE - Bupati Dogiyai harus orang setempat, entah dari kaum muda, atau kaum tua. Masyarakat akar rumput di Dogiyai sudah sekata sehati untuk sukseskan orang setempat menjadi Bupati. Demikian dikatakan beberapa kepala Desa asal Dogiyai. Mereka katakan alasan masyarakat adalah karena sekarang kita berada di era OTSUS. Pemegang kebijakan dan kewenangan daerah sudah harus ditangan orang daerah setempat. Alasan lain mereka bahwa kabupaten tetangga seperti Puncak Jaya, Paniai, Deiyai, Jayawijaya, dan sebagainya sudah membuktikan bupati dipegang oleh orang setempat. “Kalau mereka bisa, kami pun bisa,” kata mereka. Selain itu mereka juga memberikan alasan, dengan orangnya sendiri menjadi bupati itu soal komunikasi antara rakyat dan bupatinya dapat berjalan normal. Tidak lagi seperti dulu bupati jauh dari rakyat, jauh dalam jangkauan pelayanan sekarang rakyat dapat bertatap muka langsung. Rakyat dapat berbicara langsung dengan bahasa setempat tanpa ragu. “Kami dapat berkomunikasi dengan gaya dan cara kami. Karena bupatinya orang setempat, maka kamipun merasa dekat dan rasa mempunyai rasa memiliki atas pimpinan kami bupati,” kata mereka. Memang semua alasan mereka cukup masuk akal. Anton secara pribadi setuju hal tersebut. Alasan lain lagi, dengan jalan memimpin sendiri daerahnya itu harga diri masyarakat luas menjadi terangkat. Banyak orang belum menyadari hal ini. Masyarakat kita itu menganut sistem hidup sosialis, bukan individualis seperti di kota-kota besar. Kita lihat saja, hasil sukses seseorang biasanya dinikmati bersama. Kebahagiaan seseorang biasanya menjadi kebahagiaan bersama masyarakat. Satu dua orang yang menjadi bupati, rakyat luas jadi berbangga dan bahagia. Biasanya masyarakat, terutama para pendukungnya berbangga berlebihan seolah-olah merekalah yang menjadi bupati. Padahal rakyat non-Papua hanya memberikan hak suaranya pada saat pencoblosan di hari-hari biasa mereka hanya sibuk pada pekerjaan rutinnya. Itu buktinya bahwa orang asli Papua merasa harga dirinya terangkat apabila kekuasaan daerah didominasi oleh orang-orang setempat. Rakyat merasa disitu terjadi suatu “kemerdekaan” kecil di daerahnya. Dan hal itu wajar dirasakan demikian karena selama ini semua jabatan strategis ditubuh Pemda di dominasi orang non-Papua. Masyarakat juga merasa jauh dari bupatinya, jauh dari jangkauan pelayanan dan pembangunan, jauh dalam komunikasi. Keberadaannya sayup-sayup di mata rakyat luas. Sebelum OTSUS tahun 2001 Papua juga secara global mengalami tekanan hidup luar biasa selama + 40 tahun lamanya. Tekanan politik, tekanan secara ekonomi, tekanan dalam hak azasi, krisis jabatan ditingkat pusat dan daerah, terlambatnya sentuhan pembangunan dari pusat, dan lain-lain permasalahan yang dialami Papua di masa lalu.Baru sekarang di era OTSUS Papua mulai keluar dari rintihan hidup di masa lalu yang penuh kekerasan, penindasan dan tekanan akibat kebijakan dan pola pembangunan yang salah pemerintah pusat. Kini tiap daerah Kabupaten di Papua berusaha keras untuk keluar dari pengalaman pahit di masa lalu tersebut. Oleh karena itu kabupaten lain atau konkritnya para kandidat bupati dari luar Dogiyai perlu memahami sungguh dan coba solider terhadap sesame candidat asal Dogiyai yang senasib dengan kita lain di masa lalu. Di daerah kabupaten tetangga Dogiyai sudah terwujud bahwa kepala daerahnya adalah orang setempat. Pilkada Dogiyai adalah waktunya dan haknya orang Dogiyai untuk memilih orangnya sendiri menjadi bupati. Mereka ingin membangun harga dirinya, membangun kemandirian hidupnya secara bertahap. Orang dari luar Dogiyai tidak perlu datang mencalonkan diri Bupati. Terutama candidat dari kaum muda yang masih berusia 20-an tahun itu jangan coba-coba maju ke PILKADA. Dari sisi usia tidak memenuhi syarat. Usia tidak mapan untuk menduduki jabatan Bupati. Sangat memabukan! Undang-undang dan Ketetapan di KPU juga sedang menanti untuk ditolaknya mentah-mentah. Kalau maju untuk berebutan CINTA si gadis hitam manis boleh, memang saatnya bagi candidat – candidat muda tersebut.Tidak ada yang lebih pintar dan hebat kan ? Tidak ada orang yang luar biasa kan ? Tingkat kemampuan rata-rata sama. Beda hanya pengalaman dan tingkat kekayaan. Camkanlah hal ini dan menanggapinya secara positif. Kami membatasi candidat luar Dogiyai dengan tujuan positif dan demi kepentingan masyarakat luas. Bukan guna loloskan si oknum kandidat tertentu. Bertujuan mengangkat harga diri masyarakat luas. Dalam rangka menata warna OTSUS secara bertahap. Guna membunuh sikap iri dan kecemburuan sosial masyarakat. Dan pula untuk melindungi hak dan kesempatan emas yang ada ini biarlah dinikmati orang Dogiyai itu sendiri.Memang Dogiyai itu bukan sebuah negara tersendiri. Memang kebebasan berpolitik bagi siapapun dan dari manapun dia dilindungi undang-undang negara ini. Itu tetap kita junjung dan menghargainya. Tetapi demi kepentingan masyarakat luas, maka UU perlindungan kebebasan berpolitik bagi seorang candidat seperti itu dapat dikorbankan, lantas diatur dalam peraturan daerah (PERDA) setempat. Karena follow-up-nya UU itu dapat berdampak sosial, dapat meresahkan masyarakat luas sasaran PILKADA. Hal ini memang di Dogiyai belum di Perdakan. tetapi lewat tulisan ini diberi pemahaman kepada pihak luar Dogiyai untuk dihargai haknya dan didukung serta diberi kesempatan leluasa bagi candidat setempat tanpa diganggu. Sekaligus diinformasikan disini, rakyat Dogiyai sudah sehati untuk mensukseskan memilih orangnya sendiri menjadi bupati Dogiyai periode awal 2011-2016 ke depan. (ist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar